Sale!

Kiprah Uleebalang dalam Penguatan Sosial Ekonomi Kerajaan Aceh Darussalam

Rp40.000

Penulis : Dr. Hj. Nuraini H. A. Mannan, M.Ag

ISBN : On Process

Cover : Soft Cover

Halaman: 80

Category:

Description

Uleebalang yang dianggap berhasil adalah Uleebalang yang bisa melindungi rakyatnya, dan Uleebalang yang pandai menjaga hubungan dengan orang tersebut akan mendapatkan banyak empati. Umumnya rakyat yang sangat besar merupakan keberhasilan bagi Uleebalang. Uleebalang sangat dihormati serta disegani oleh rakyatnya. Tulisan ini adalah bagaimana pengaruh Uleebalang dalam penguatan bidang sosial dan ekonomi pada masa kerajaan Aceh Darussalam dan bagaimana kiprah Uleebalang dalam penguatan bidang sosial dan ekonomi pada masa kerajaan Aceh Darussalam. Uleebalang menjabat sebagai panglima tentara dan juga ditugaskan oleh penguasa Aceh untuk memimpin nanggroe atau negara. Dapat dikatakan bahwa dalam kehidupan mereka ialah diibaratkan sebagai “raja kecil” yang memerintah sebuah nanggroe, negara, landschap, atau kerajaan kecil. Uleebalang menandang gelar teuku (gelar untuk pria) dan cut (gelar untuk wanita), dan mereka dikenal sebagai Uleebalang dalam pemerintahan Mukim. Uleebalang bertugas sebagai pemungut wasee di pelabuhan wilayah kekuasaannya. Pemungutan bea ekspor dan impor wasee; mereka yang menangani ekspor lalu lintas ekspor dan impor melalui jalan darat dan pelabuhan listrik, pajak irigasi, dan beberapa pajak tanah merupakan sumber pendapatan bagi Uleebalang. Partisipasi utama Uleebalang dalam perdagangan yang memperkuat status mereka di daerah. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa Uleebalang adalah bawahan sultan Aceh, diangkat untuk membantu tugas kestatuan. Uleebalang memiliki wilyah yang dikelola sendiri sehingga menjelma menjadi raja-raja kecil. Kekuasaan Uleebalang yang diperoleh secara turun temurun itu disebut nanggroe (negri) dengan wilayah dan penduduk yang berbeda-beda. Uleebalang memiliki wewenang untuk menjaga agama Islam dan menciptakan suasana kondusif.